Jumat, 27 Juli 2007
hidup masih panjang...
terima kasih the peace maker...di ujung tinggalmu di sini, tempat yang berkawahcandradimuka ini.
Rabu, 18 Juli 2007
Padamu aku rindu
Padamu aku rindu. Karenamu aku melayang mengitari cakrawala Padamu. Karenamu. Penaku menyala-nyala (2005)
Ketertarikan
Sebuah kegairahan hidup tercermin dari bagaimana orang memandang hidup ini…
Seneng deh hari ini..rasanya terbayar sudah semua yang mengganjal. Kemarin sms-an dan tadi ngobrol ma dia. Katanya topik hari ini cukup berat, kalau dibuat kuliah bisa satu semesteran deh! (maunya!!). Hari ini aku bisa merasakan (memang) orang-orang yang aku suka selalu kontroversial. Kok bisa ya? Apa memang seleraku adalah orang-orang yang arogan, ambisius, omong besar, terlalu pede, atau memang orang yang (mau) sukses harus begitu? Menurutku orang yang seperti itu berarti dia adalah orang yang cukup cerdas, tanggap, nyambung dalam mengambil berbagai peluang atau bisa merespon arus jaman? Well, aku akan mulai dari mengapa aku suka orang yang seperti itu. Pertama, aku memang suka sama orang yang attractive, eye-catching dan agak “mbeling” . Nah, orang-orang yang seperti itu kan memang orang-orang yang nyentrik atau punya kelebihan (selain) fisik, brain dan perilaku yang positif tentunya. Dia berusaha menjadi center of attention! Dia ingin semua orang memperhatikan, melihat (bahasa Jawa: “ngemati”), dan memandang bahwa dia cukup qualified untuk diperhatikan. Untuk itu, orang yang seperti itu harus “pinter” dulu, tidak peduli apakah pinternya sekedar kamuflase, asesoris, kosmetika atau memang benar-benar pinter. Dia telah membekali dirinya dengan segala bentuk ketrampilan, ilmu dan –yang tidak kalah penting- kemampuan. Akibatnya orang yang seperti itu, mau tidak mau, menjadi lebih menonjol diantara yang lain. Meskipun “menonjol” disini bisa saja dalam artian negatif (baca: diomongin orang) yaitu menonjol dalam hal yang malah tidak disukai orang lain. Nah, kalau dia sudah membekali dirinya dengan kepandaian, kemudian dia menjadi berbeda dan menonjol, maka tidak heran kalau akhirnya dia menjadi agak sombong, omong besar atau besar kepala. Bukankah manusiawi orang memang cenderung seperti itu?? Mengapa orang yang omong besar, besar kepala, ambisius menjadi tidak disukai orang? Karena orang yang seperti itu dianggap tidak benar-benar pintar dan qualified untuk dikatakan hebat. Tapi bagaimana dengan orang-orang yang memang pinter, qualified person, malah membuat dia besar kepala? Seharusnya ya harap dimakhlumi kalau ada orang yang seperti itu, toh nyatanya memang dia pintar, a very qualified person. Nah, saya melihat orang yang seperti ini membawa gairah tersendiri. Rasanya seneng bisa mengikuti irama hidupnya, merasakan gairah dan energiknya orang itu. Rasanya hidup ini benar-benar menjadi hidup (iklan rokok banget). Saya tidak prefer orang yang diam dan tidak banyak omong. Malah merasa orang yang seperti itu “menghanyutkan” dan - masih menurut saya - jauh lebih membahayakan. Sekarang yang harus dilihat adalah apakah semua yang dia- omong-besarkan itu benar-benar nyata? Kalau masalah inkonsistensi, saya rasa semua orang juga mengalaminya, disadari atau tidak. Kadang kita bisa mengkritik orang lain, tapi tidak mau dikritik ( jangankah dikritik, dikasi’ masukan aja kadang tersinggung..hehe). kita berusaha mencari pembenaran dari setiap apa yang kita sampaikan. Sejujurnya saya menyukai orang yang seperti ini, karena saya pribadi merasa kita harus menciptakan atmosfer kegairahan hidup kita sendiri, agar tidak monoton. Agar apa yang kita jalani tidak statis, sia-sia dan malah bisa meninggalkan momen yang cukup indah untuk dikenang. Tapi saya harus menghadapi risikonya, saya harus menerima kenyataan bahwa seseorang yang saya cintai adalah orang yang –mungkin saja- termarjinalkan dari lingkungannya. It’s a risk! Saya menghargai segala sisi eksotisme dalam hidup ini. Well, ternyata saya juga cukup aneh (?) atau memang ini adalah garis hidup saya. Saya ingin memiliki keindahan dan warna dalam hidup saya. Saya ingin memiliki suatu relationship yang unik, memuaskan hati saya dan saya (sangat) tertantang untuk menghadapi orang-orang yang seperti itu. Saya tertantang untuk menemukan dan menciptkan setiap kegairahan yang ada di setiap denyut nadi saya. Dan semua orang tahu, cinta itu tidak bisa dirangkaikan dengan apapun, maksud saya cinta datang kapan saja, selama dia mau datang dan kepada siapa dia akan hinggap.
Komuter
Secuil Hati
Secuil hati
JOD, secuil hatiku tertinggal dihatimu
Tolong dijaga ya?
Nanti aku jemput
(2006)
Mau dinamai apa?
Muatan hatiku hanya terbilang ringan
Aku tidak menuntut untuk dibayangkan
Aku tidak menuntut untuk dipikirkan
Bahkan ketika aku terlalu lelah
Mengitari jalan hidupmu, cukup aku dibiarkan
Kita seperti pertautan antara detik dengan menit, menit dengan jam,
jam dengan hari,
hari dengan minggu,
minggu dengan bulan,
bulan dengan tahun..tahun dengan tahun yang lain
Kita terpautkan
Dan sulit, sulit untuk saling dilepaskan
Keberadaanku hanyalah karena keberadaanmu
Keberadaanmu hanyalah karena keberadaanku
Pintuku memang untuk rumahmu
Pintumu memang untuk rumahku
Jendelaku hanya ada di dindingmu
Jendelamu hanya ada di dindingku
Aku toh tak mampu
Kamu toh tak mampu
Aku terlalu sulit untuk dibiarkan tidak melangkah..begitu juga kamu kan?
(Juli 2006)
Aku terhukum karena cintamu
Aku berduka karena dukamu karena sakitmu karena kehampaan akanmu
Aku tak berdaya karena hidupmu menyuburi hidupku pada tanahmu
Aku..
Aku terhukum karena cintamu..
Apa kamu sedasyat itu?
Hanya ragu bertabur pilu..
Apa aku lebur pada debur ombakmu?
Apa butiran pasir luruh pada helaian rambutku?
Apa kamu sedasyat itu?
(1999)
Demonstrasi di jalanan
Membonceng kemunafikan,
Melumat kebencian,
Kami terluka pada saat tabir doa terbuka,
Kami tidak bisa lagi menundukkan kepala dan memohon,
Kami cukup lelah untuk bisa memohon,
Kami terbakar pada garangnya pucuk-pucuk daun jati yang meranggas,
Hilang arah kami,
Kami mati,
Kami telah menyerahkan urat nadi takdir kami padamu,
Wahai sang penguasa..
Kalau boleh kami memilih,
Kami ingin pulang pada jalan setapak kami
Ketika terjebak kemacetan dijalan karena ada yang demo (demo apa ya?..orang- orang saling bertanya-tanya, tapi aku tahu mereka hanya menuntut hak mereka..aku tahu..)
(2005)
Saya Rindu
Saya telah kehilangan senja saya,
Saya merana,
Saya ingin,
Saya mau senja saya,
Saya kehilangan senja saya,
Saya rindu,
Saya,
(Oktober 2004)
Buat Shakespeare in LOVE
kabut berkaca pada dinding gunung
mencari-cari sebentuk sosok yang kian kabur
tersadar
bahwa pada suatu titik dia akan pergi
memilah-milah bathin yang mana yang bisa ditinggal pergi
sungguh sedemikian berat
hidup ini musti dijalani
menahan sebuah sosok untuk dikagumi
direlakan untuk tidak dimiliki
memberi ketulusan untuk menyadari
dan,
tersadar..
2004-12-13
SOS!!
Jalan menuju pulang sore itu
Seberkas senyum menghiasi bibir
Seperti ada sesuatu kekuatan yang memberiku
kelegaan
nyaman rasanya
auramu menjagaku, mengantarku pulang
adamu disudut hatiku cukup melegakan
adamu dikehidupanku tak bisa dihentikan
(kamu terloncat dimasa yang lewat! SOS!!)
(30 April 2004)
Aku Jatuh Cinta
Aku jatuh cinta padamu, tanpa penjelasan
Aku jatuh cinta padamu, tanpa penyesalan
Aku jatuh cinta padamu, tanpa syarat
dan tanpa apapun aku ingin mempertanyakan...
(2003)
Bulan Separuh
Tak sengaja aku menatap langit malam-malam,
Bulan separuh terlihat menggigil kedinginan
Ku sapa sambil lalu dan berkata:
“aku tak cukup kuat untuk memberi kehangatan”
Jika Cinta Bertempat Tinggal pada Rumah yang Salah (Part 1)
Setiap hari berharap-harap cemas menunggu datangnya sebuah kejutan yang manis,
Sapaan yang simpel dan menggelitik
kadang bisa menyemarakkan terangnya mentari hari ini
Membuat selalu ingin tersenyum dan tersenyum lagi
Walaupun tahu bahwa ini hanya bisa dirasakan saja
Disimpan dalam ujung bathin yang paling dalam
Mungkin ini hanyalah wujud dari kekaguman
Rasa simpati dan rasa bangga karena bisa menjadi bagian dari indah warna hidupnya
Love in mission impossible ...katanya
Hanya hati dan pikiran yang saling meraba
Saling menghangatkan dan merasa nyaman
Salahkah? Dosakah?
Saya juga tidak tahu
Saya juga bingung
Pernah berpikir untuk menjadikannya sebagai sebuah kenyataan
Sungguh,
Setiap hari ingin rasanya selalu tersenyum...J
(1 April 2004)
My Bestfriend..
Berlari-lari dengan penuh tawa,
Tak ada susah,
Bernyanyi setiap hari,
Walaupun tak berirama, cuek!
Bersepeda, mancing, masak-masakan, boneka-bonekaan,
Pokoknya yang asyik-asyik dah,
Pengen...eh, keterusan,
Tak peduli panas,
Tak peduli hujan,
Kita tetap bermain,
Acuh...tapi terkenal kok!
Makan...bersama,
Mandi...bersama,
Tidur...bersama,
Mengingatmu, membuatku mengingat masa kecil kita,
Yang penuh tawa...bahagia,
Sembilan belas tahun telah berlalu,
(katanya) kita masih tetap lucu,
Ketawa, ketiwi, cekakak, cekukuk, cekikik dan tak lupa...cekekek,
Ku ingin kembali lagi,
Bersamamu,
Tak mengenal masalah,
Mangkel? Ada...kadang-kadang,
Andaikan aku bisa kecil lagi...
Buat Niniek Afrianti – April 1994
SOULMATE? (hanya sebuah renungan)
Mengapa dua manusia bisa saling jatuh cinta?
Dua orang yang tidak saling mengenal, kemudian tiba-tiba menjadi sebuah bagian yang amat penting bagi satu sama lain?
Bagaimana semua tatapan mata menjadi begitu sangat indah?
Berbinar-binar dan menyala-nyala...kemudian menjadi sebuah energi untuk tetap hidup,
Ketika debar dada tak mau reda?*
Ketika bayangan dirinya tak mau hilang?*
Seperi melihatnya keluar dari kotak kado yang diterjunkan dari langit, hadiah dari sang Pencipta untukku,
Kemudian diriku menjadi penuh, seperti gelas yang diisi oleh susu yang baru saja diperah, begitu segar, hangat dan manis...
Seperti tak ada lagi ruang tersisa,
Menghabiskan sepanjang hidup bersamanya,
Memandanginya ketika dia tertidur lelap,
Sembari berpikir ”oh, kamu?” “oh, kamu ya”...”kok kamu sih?” atau ”untung kamu”...
Dan dia begitu nyata,
Wujud bahwa cinta Tuhan termanifestasi dalam wajahnya,
Terpikir ketika dia sakit dan badankupun ikut sakit,
Aku sering membayangkan sosoknya,
Walaupun aku tahu...aku belum bisa melihat raut wajahnya bahkan senyumnya,
Tapi aku bisa merasakan tatapan mata teduhnya,
Aku tahu dia ada,
Dekat dihatiku,
Aku mendengar ketika dia memanggilku “my soulmate”...
(*) meminjam lirik lagunya Sophia Latjuba
Mengapa Terpilih?
Aku memilihmu karena kamu begitu kamu...
Kamu adalah sebuah realita-ku,
Ketika aku tertidur dan terbangun kembali,
Hanya kamu yang ingin aku sayangi dan ku rindukan,
Sampai aku tertidur lagi,
Ketika aku menyadari bahwa hanya denganmu aku merasakan betapa “aku-nya’ diriku ini,
Karena bagimu aku begitu aku,
Maka...aku memutuskan untuk mencintaimu dengan sepenuh hatiku...
(Maret 2000)
PUISI UNTUK SEORANG AYAH
Engkau adalah lilin di tengah ketidaktahuanku akan makna sebuah hidup,
Engkau adalah payung yang senantiasa menaungi kegalauanku,
Engkau adalah pagi-hari yang menjadi alasan bagiku untuk tetap terbangun dari setiap kegagalanku,
Engkau merupakan sosok yang tak pernah bisa tergantikan,
Bersamamu aku maju dan tak takut malu,
Cambukkan emosimu masih mengikat langkahku untuk lebih tegar dalam menantang terik hidup ini,
Ayah...
Sungguh, sulit bagiku untuk bisa mendeskripsikanmu,
Yang aku tahu,
Engkau selalu memberi ruang tersendiri di hatimu,
Untukku...
(6 Maret 1995)
Tulislah dengan tinta emas
Ketika kamu ingin mengisi hari-harimu dengan sesuatu yang bermakna,
tulislah dengan tinta emas...
Ketika kamu merasa kamu bukan apa-apa, tetaplah tegar,
tulislah dengan tinta emasmu...
Ketika cinta yang kamu rasakan terlepas dari genggaman tanganmu,
tetaplah tersenyum,
tulislah dengan tinta emas...
Ketika kamu merasa, betapa berartinya dirimu sendiri bagi orang lain-bahkan-
tulislah dengan tinta emas...
Karena kamu akan tahu bahwa tidak sia-sia kamu diciptakan,
Disitulah,
Keberanian dan harga diri manusia diperhitungkan,
Kalau kamu merasa, kamu bukan apa-apa,
Terus...apakah kamu percaya?
Bahwa Tuhan itu Maha Dasyat dan Ada?
Yang tidak bisa menciptakan seorang kamu?
(18 Juli 1997)
untuk peristiwa pada malam itu...
Kepada Manusia, Kepada Tuhan
Tidak ada yang istimewa di dalam kehidupan ini...
Karena Dia-lah yang punya hidup dan kehidupan yang istimewa.
Kalau ternyata kita kecewa,
Bukan berarti Dia tidak sayang kita,
Tetapi...
Karena kita yang melupakan Dia.
Seandainya kamu merasa sendiri...
Ingat pada Dia..
Karena sebenarnya Dia sayang kita!
(Januari 1990)