Rabu, 18 Juli 2007

Ketertarikan

Sebuah kegairahan hidup tercermin dari bagaimana orang memandang hidup ini…

Seneng deh hari ini..rasanya terbayar sudah semua yang mengganjal. Kemarin sms-an dan tadi ngobrol ma dia. Katanya topik hari ini cukup berat, kalau dibuat kuliah bisa satu semesteran deh! (maunya!!). Hari ini aku bisa merasakan (memang) orang-orang yang aku suka selalu kontroversial. Kok bisa ya? Apa memang seleraku adalah orang-orang yang arogan, ambisius, omong besar, terlalu pede, atau memang orang yang (mau) sukses harus begitu? Menurutku orang yang seperti itu berarti dia adalah orang yang cukup cerdas, tanggap, nyambung dalam mengambil berbagai peluang atau bisa merespon arus jaman? Well, aku akan mulai dari mengapa aku suka orang yang seperti itu. Pertama, aku memang suka sama orang yang attractive, eye-catching dan agak “mbeling” . Nah, orang-orang yang seperti itu kan memang orang-orang yang nyentrik atau punya kelebihan (selain) fisik, brain dan perilaku yang positif tentunya. Dia berusaha menjadi center of attention! Dia ingin semua orang memperhatikan, melihat (bahasa Jawa: “ngemati”), dan memandang bahwa dia cukup qualified untuk diperhatikan. Untuk itu, orang yang seperti itu harus “pinter” dulu, tidak peduli apakah pinternya sekedar kamuflase, asesoris, kosmetika atau memang benar-benar pinter. Dia telah membekali dirinya dengan segala bentuk ketrampilan, ilmu dan –yang tidak kalah penting- kemampuan. Akibatnya orang yang seperti itu, mau tidak mau, menjadi lebih menonjol diantara yang lain. Meskipun “menonjol” disini bisa saja dalam artian negatif (baca: diomongin orang) yaitu menonjol dalam hal yang malah tidak disukai orang lain. Nah, kalau dia sudah membekali dirinya dengan kepandaian, kemudian dia menjadi berbeda dan menonjol, maka tidak heran kalau akhirnya dia menjadi agak sombong, omong besar atau besar kepala. Bukankah manusiawi orang memang cenderung seperti itu?? Mengapa orang yang omong besar, besar kepala, ambisius menjadi tidak disukai orang? Karena orang yang seperti itu dianggap tidak benar-benar pintar dan qualified untuk dikatakan hebat. Tapi bagaimana dengan orang-orang yang memang pinter, qualified person, malah membuat dia besar kepala? Seharusnya ya harap dimakhlumi kalau ada orang yang seperti itu, toh nyatanya memang dia pintar, a very qualified person. Nah, saya melihat orang yang seperti ini membawa gairah tersendiri. Rasanya seneng bisa mengikuti irama hidupnya, merasakan gairah dan energiknya orang itu. Rasanya hidup ini benar-benar menjadi hidup (iklan rokok banget). Saya tidak prefer orang yang diam dan tidak banyak omong. Malah merasa orang yang seperti itu “menghanyutkan” dan - masih menurut saya - jauh lebih membahayakan. Sekarang yang harus dilihat adalah apakah semua yang dia- omong-besarkan itu benar-benar nyata? Kalau masalah inkonsistensi, saya rasa semua orang juga mengalaminya, disadari atau tidak. Kadang kita bisa mengkritik orang lain, tapi tidak mau dikritik ( jangankah dikritik, dikasi’ masukan aja kadang tersinggung..hehe). kita berusaha mencari pembenaran dari setiap apa yang kita sampaikan. Sejujurnya saya menyukai orang yang seperti ini, karena saya pribadi merasa kita harus menciptakan atmosfer kegairahan hidup kita sendiri, agar tidak monoton. Agar apa yang kita jalani tidak statis, sia-sia dan malah bisa meninggalkan momen yang cukup indah untuk dikenang. Tapi saya harus menghadapi risikonya, saya harus menerima kenyataan bahwa seseorang yang saya cintai adalah orang yang –mungkin saja- termarjinalkan dari lingkungannya. It’s a risk! Saya menghargai segala sisi eksotisme dalam hidup ini. Well, ternyata saya juga cukup aneh (?) atau memang ini adalah garis hidup saya. Saya ingin memiliki keindahan dan warna dalam hidup saya. Saya ingin memiliki suatu relationship yang unik, memuaskan hati saya dan saya (sangat) tertantang untuk menghadapi orang-orang yang seperti itu. Saya tertantang untuk menemukan dan menciptkan setiap kegairahan yang ada di setiap denyut nadi saya. Dan semua orang tahu, cinta itu tidak bisa dirangkaikan dengan apapun, maksud saya cinta datang kapan saja, selama dia mau datang dan kepada siapa dia akan hinggap.

Tidak ada komentar: